Langsung ke konten utama

KISAH HOROR AJUDAN GUS DUR DI ISTANA KEPRESIDENAN (Kisah Nyata)

ISTANA KEPRESIDENAN

Kisah ini dialami oleh bapak Prio Sambada salah seorang tokoh yang sempat menjadi Ajudan Gus Dur. Tugas beliau adalah melayani kebutuhan presiden selama bertugas, pak Prio menjalankan tuganya nyaris 30thn dimulai sejak tahun 1986-2014

Karena dirasa capek harus pulang pergi akhirnya pak Prio ini memilih untuk tinggal di Wisma Negara menemani Gus Dur di kala itu, meskipun pak Prio ini merasa kurang nyaman untuk tinggal disana.

Ada 6 Istana Kepresidenan di Indonesia yang terletak di beberapa kota diantaranya Jakarta, Bogor, Cipanas, Jogja, Pelabuhan Ratu dan Bali namun yang pernah dijadikan tempat tinggal dalam jangka waktu lama adalah istana yang terletak di kota Jakarta

Terakhir kali istana itu dijadikan tempat tinggal pada jaman preside Soekarno, sementara pak Soeharto dan pak Bj Habibie tinggal di kediaman pribadinya

Saat Gus Dur menjabat barulah Istana itu kembali ditinggali setelah puluhan tahun sempat kosong. Waktu itu Pak Prio masih tinggal di kota Bekasi sampai akhirnya beliau ikut tinggal di Wisma Negara.

Wisma Negara sendiri memiliki beberapa gedung satu menghadap ke Monas satunya menghadap ke jalan Veteran. Diantara 2 bangunan itu ditengahnya ada gedung yang terdiri dari 6 lantai yang mana gedung tersebut dibangun pada masa presiden Soekarno

Ketika Gus Dur mejadi presiden pak Prio sendiri memiliki kisah yang tidak bisa dilupakan selama tinggal di Istana Merdeka tepatnya di bagian Wisma Negara

Pada suatu malam ketika pak Prio usai mengantar Gus Dur istirahat di Istana Merdeka, Pak Prio langsung kembali ke Wisma Negara, saat itu sekitar jam 2 dini hari keadaan sangat hening, sepi, dan sunyi karena beliau jalan sedirian

Di halaman Istana ada pohon Buni yang katanya banyak penampakan, memang disana memiliki hawa yang berbeda. Pak Prio mendadak merinding karena harus melewati pohon itu. Konon katanya di pohon itu sering ada sosok perempuan yang bergelantungan menangis lalu tertawa

Suasana makin hampa pak Prio sendiri semakin lama semakin merinding “Masa iya tega saya udah capek kerja ini plis jangan digangguin ya” pak Prio kembali jalan dengan keadaan yang semakin meremang

Hingga akhirnya pak Prio sampai di lobbi Wisma Negara “Alhamdulillah”. Wisma Negara sendiri memiliki 6 lantai yang berisi kamar-kamar kecuali di lantai 6 yang dikhususkan untuk aula gunanya sebgai tempat pelantikan dll jadi sangat jarang orang yang datang kesana

Suasana Wisma malam itu juga tak kalah mencekam begitu hening dan sepi, pak Prio melanjutkan langkahnya menuju lift dan langsung memencet tombol menju lantai 3. Ditengah rasa takutnya pak Prio merasa ada yang mengikutinya

Pak Prio memperhatikan ground dari lantai satu lalu lantai 2, dan saat itu pak Prio siap untuk segera keluar karena hampir sampai di lantai 3, namun apa yang pak Prio harapkan tidak terjadi.

Pak Prio semakin kalut ketika sampai di lantai 3 ternyata liftnya tidak berhenti “pasti ke lantai 6 nih, mati aku”

Lantai 6 adalah tempat yang terkenal sangat legendaris disana hanya ada aula yang biasanya digunakan saat ada acara seperti pelantikan dll konon di lantai 6 ini alat musik seperti piano dan gamelan jawa sering berbunyi sendiri

Pak Prio tentu sangat ketakutan apalagi beliau sendirian, lift terus naik dengan suara khasnya melewati beberapa lantai dengan mulus 4, 5… hingga sampai di lantai 6 “Astagfirullah” pak Prio termenung sesaat

Lift berhenti dengan sedikit guncangan, pak Prio hanya bisa berharap kalau pintunya tidak terbuka, “Mati aku mati…” Setelah tersadar beliau langsung buru-buru mencet tombol lantai 3, namun belum sempat dia bergerak pintu lift terbuka dengan pelan

Ting !!!

Jantung Pak Prio berdetak begitu kencang “Wah mati aku,” ruangan lntai 6 begitu gelap hanya terlihat dengan remang karena bantuan cahaya lampu dari lift.

Banyak meja bundar yang tertata rapi dilengkapi dengan kursi-kursi yang biasa digunakan untuk jamuan atau pertemuan.

Setelah diperhatikan disana kosong tidak ada siapapun sampai pandangan pak Prio berhenti pada meja sebelah kiri, disana ada perempuan yang terlihat duduk di salah satu kursi membelakangi pak Prio

Perempuan itu rambutnya pirang dan di gelung ke atas mengenakan rok berenda warna terang, jarak mereka tidak terlalu jauh, perempuan itu menangis, nangis yang benar-benar dalam keadaan sedih

“Hiks hiks hiks…”

Pak Prio tentu terkejut “Astagfirullah”

Pak Prio sebenarnya memang bukan orang yang penakut dengan hal-hal seperti itu tapi beliau sangat panik karena dipaksa menyaksikan kejadian yang memang tidak diinginkannya

Pak Prio langsung memencet tombol lantai tiga karena hawatir sosok itu menoleh kearahnya, namun anehnya pintu lift tak kunjung tertutup dan tak lama setelahnya perempuan itu bangun dari duduknya, melihat itu pak Prio hanya pasrah

Waktu terasa begitu lama bagi pak Prio, entah apa yang akan terjadi selanjutnya beliau hanya bisa menunggu, benar saja perlahan perempuan itu menoleh arah pak Prio, dalam keremangan pak Prio bisa melihat wajahnya yang masih sangat belia

Perempuan itu menoleh namun hanya bagian kepalanya saja, Jantung pak Prio serasa hampir copot sementara perempuan itu mengusap air matanya dengan anggun, wajahnya tipikal kulit putih eropa dengan sorot mata yg menatap lurus kearah pak Prio. Pak Prio mematung “Ya Allah ya Rabbi…”

Detik itu pak Prio serasa mau pingsan, perempuan itu trsenyum kearah pak Prio

Cerita lengkapnya sendiri bisa kalian liat aja di RJL 5 Youtube Channel…