Kisah jalur pantura yg terkenal angker, kata nya orang orang tapi waktu aku belum membuktikan dan kisah ini adalah kisah pertamaku berkenalan dengan dengan mereka tahun 2000 yang lalu, perjalanan perdana memenempuh jalur pantura ya iseng iseng saja sambil membuktikan keangkeran.
Jalan raya yang sering di ceritakan banyak orang bahwa jalur pantura adalah jalur tengkoraknya jawa tengah.
Berbekal ke koclokan dan ke gendengan.
Pikirku tidak lah terlalu rugi apa bila aku berjalan kaki dari jawa barat sampai jawa tengah. Mungkin di perjalanan nanti aku akan menjumpai banyak petualangan dan pengalaman yang berkesan di dalam kehidupan.
Cerita diawali dengan aku berpamitan dengan temen temen se kampungku, aku berpesan ingin pindah kerjaan dan mencari teman baru dan lebih banyak lagi pengalaman di jakarta, itu semua hanya alasanku saja. Agar aku bebas berkelana.
Waktu itu masih muda masih culun dan goblok (sampe sekarang juga masih gobloknya) entah lewat mana aku juga ngga tau,kalau jalan nya buntu aku tanya tanya arah ke orang atau warga.
Untungnya mereka baik dan mau menunjukkan jalan yang benar. Patokannya aku lewat jalur bus malam. Asal masih ada bus malam ya jelas sampai di jawa tengah, pikirku waktu itu, sekali kali aku naik truk.
Dan entah sore itu aku terasa lapar, aku turun dari truk dan mengucapkan terimakasih tapi kayaknya sih sudah berasa di daerah sunda.
Masih di daerah sunda, saya ngga ingat betul tapi itu persimpangan, kalau aku ingat ingat itu adalah simpang jok.
Tapi entah apa yang aku pikirkan sehabis makan aku malah mencari masjid dan ya gitulah kalau orang kampung habis makan jadi ngantuk. Ketiduran lah aku di masjid itu.
Tib atib terdengar suara adzan dan aku pun di bangunkan oleh seseorang jamaah.
Tapi aneh nya lha kok hari sudah gelap.
Aku di tanyain dan aku di suruh mandi dan ganti pakaian.
Singkatnya ternyata sholat isyaa.
Padahal aku tidur itu di serambi masjid dari jam 2 sore.
Harusnya Dzuhur dan magrib aku dengar atau minimal di bangunkan orang lah, Sebab aku tidur dekat dengan pintu masuk. Dan setelah sholat isyaan ternyata sosok yang membangunkan ku itu marbot masjid dan katanya pak marbot itu melihat ku tidur dari habis magrib.
Dari persimpangan itu ketimur berjlan menyusuri jalan ya lumayan gelap dan sedikit membuat takut nyali. Tapi Langkah terus aku paksa entah beberapa KM dan jam berapa aku tidak begitu mengingatnya.
Berjalan menyusuri jalan sepi dan lumayan membuat takut,hanya kendaraan besar yang melintas. Bus malam dan truk besar.
Berjalan pelan tiba tiba kaki ku terasa cape, pegel nyeri dan kayaknya harus istirahat. Berjalan tertatih dan menemukan sebuah pondok bambu kecil di pinggir jalan agak kedalam. Aku beristirahat tiduran dan menahan sakit.
Agak beberapa lama. Sudah membaik dan tiba tiba aku mendengar suara seseorang sedang berdendang,speerti menirukan alunan musik tapi entah alunan apa mungkin lagu sunda. Aku dengarkan dengar dan aku resapi, suaranya cewe dan seprti dekat di belakangku.
Kemudian aku duduk dan glasutan kepinggir. Berharap mendengar suara lebih jelas, tetapi gangguan suara dari kendaraan yang melintas sampai tidak terdengar jelas tapi rasa penasaranku semakin kuat.
Tiba tiba suara dendangan berubah menjadi sebuah siulan, ya siulan yang lama lama terdengar seperti tiupan seruling merdu. Aku segera berdiri dan pelan melangkah, setelah sampai di samping sebuah warung ternyata sepi ngga ada apa-apa. Padahal jelas banget suara siulan itu sangat dekat mungkin ya seperti di sekitaran warung itu tapi kok ngga ada.
Aku melangkah lagi hendak kebekalang warung siapa tau ada. Begitu berada di sudut rumah,aku mengintip dengan melongokkan kepala kebelakang dan seketika badanku gemetar sangat hebat. Mataku melihat sosok wanita sedang menatap kearah ku,tidak terlihat seluruh tubuhnya karena badannya terhalang daun bambu yang lebat, hanya terlihat kepala.
Kebawah hampir sedada dan kedua tangannya sedang memegangi daun bambu (daun bambu nya bukan kecil tapi besar dan lebar panjang). Rambutnya lumayan sebahu, tidak terlihat kakinya karena daun bambu yang menggerumbul.
Aku masih mengintip sambil menahan takut. Lalu wanita itu Tersenyum Kepadaku sambil satu tangannya melambai (bahasa jawahya ngawe, menyuruh aku menghampiri) kearahku seolah sedang membutuhkanku.
Hampir saja melangkah dan tiba tiba ketika mengangkat kaki terasa berat, seperti ngga bisa aku angkat, rasanya bener-bener berat. Cewe itu masih terus melambai kan tangan sambil tersenyum tapi tidak bergeser dari tempatnya.
Tidak terlalu jauh hanya beberapa meter saja dari tempatku mengintip.
"tidak semua hal boleh kamu lihat" ucap suara yang tiba-tiba dari belakangku dan terasa sebuah genggaman tangan di lengan kananku dan menarik ku kembali kejalan.
Begitu aku menoleh tidak terlihat sosok apa pun tapi aku merasakan genggaman di lenganku dan aneh nya aku menurut berjalan kembali kearah jalan raya dan nyata aku rasa genggaman dilenganku seperti bener-bener ada dan terasa, tanpa berkata apa-apa, setelah sampai di jalan raya dan anehnya aku sudah tidak merasakan pegal, cape dan nyeri kaki seperti yang aku rasakan waktu berjalan tadi.
Setelah agak jauh dari gubug/warung itu tiba-tiba terdengar lagi suara.
"berjalan lah lurus, kalau kamu ingin mengetahui sesuatu" ucapnya.
Suara yang sangat jelas aku dengar dan tiba tiba rasa genggaman di lengan ku, tidak lagi aku rasakan. Dan tidak jauh terlihat seseorang sesang berjongkok di pinggir jalan (seperti orang kedinginan kedua tangannya menyatu dan telapak tangannya menutupi mulutnya, terlihat jelas sosok itu, terkena sorot lampu kendaraan yang melintas.
Dag dig dug sheer rasa di dadaku.
Nekad aku berjalan mendekati dan kebetulan sepi tidak ada sorot lampu kendaraan dan begitu sudah dekat tinggal beberapa langkah lagi sampai kesosok itu, lagi lagi terdengar suara orang bersiul.
Nah bersiul nya itu terasa aneh dari yang pertama aku dengar, ini suaranya kayak sahut sahutan tapi entah lah terdengar agak jauh yang satunya.
Sosok di depanku seperti sedang ketakutan.
Ada satu sosok wanita duduk di buk jembatan, di atas samping nya si sosok wanita yang mengusirku,dan ketika terkena sorot lampu kendaaran, haduwhhh sosok wanita yang di bawah itu teriak mengusirku pergi ternyata rambutnya di jambak sama sosok wanita yang duduk di buk atasnya.
Dan kaki sosok yang diatas itu sedang mancal mancal (diayun ayunkan kegirangan) sambil tertawa cekikilan.
"hiii hiii hiii"
Tawa yang menakutkan.
Sontak saja aku melangkah dan tepat di hadapan sosok yang duduk diatas.
"lepaskan" ucapku.
"hiii hiiii hiii" tawanya.
Malah ketawa dia.
Setan samber delap, ngga takut sama manusia malah ketawa tawa.
"pergi ngga, tak bacain yang susah susah baru tau rasa kamu" bentakku.
"hii hiiii, masih ingusan saja sudah sombong, apa lagi sudah bisa kencing lempheng, angkuh mu melebihi aku" balas sosok itu masih dengan muka yang sadis.
"makanya dari kecil aku diajari sombong sama Kedua Malaikatku agar suatu hari kalau ketemu model kayak kamu aku bisa sombong" balasku.
"setan laknat" teriakan sosok itu memudian melompat kebawah dan tepat muka nya di depan mulaku.
"hayo sombonglah kalau berani, aku lepaskan dia.
Maka kamu yang jadi gantinya" ucap sosok itu dan tiba tiba wujudnya berubah,yang tadinya bergaun merah dan putih, kini di hadapanku sudah berdiri sosok nenek tua berwajah keriput dan memegangi tongkat.
"whee lha malah ngece, malah sulapan, emang aku takut hah" balas ku geram banget.
Sambil memiting leher si nenek dengan jepitan siku dalam dan perut bagian samping.
"rumangsamu aku keluar dari kampung ngga di bekali ilmu hah, setan bener dah, kamu ngapain juga nyiksa anak gadis orang hah, rasakan ini, tak kempit gulumu" ucapku menahan geram.
Aku sama si sosok cewe muda dan sosok nenek itu bertiga dibahu jalan kiri dan tibaatiba lampu terang menyoroti kita bertiga dan terasa sangat dekat juga klakson nya di bunyikan..
"duiiinnnnn(dengan gema) diiinn dinnn".
Aku menoleh dan,,astagaaaaa.
Mobil truk besar menuju arahku.
Dan seketika aku meeejamkan mata.
Terasa hembusan angin menerpa tubuhku.
Dan begitu aku buka mata.. Alhamdulillah titisnya sudah bantin kenan dan bisa selamat.
Untung saja nenek nya masih aku kepit di siku dalam ku.
Aku sidah mulai takut, takut di tabrak kendaraan, aku pun menjauh.
"hey mas, kamu ngapain disini" suara yang tiba-tiba dari arah belakangku.
Aku kaget dan seketika lenyap si nenek yang aku kunci tadi.
Sosok wanita cantik berdiri di sampingku sembari memegang pundakku.
"wah kamu ganggu saja ,mba mba" ucapku jengkel.
Padahal moment seperti yang aku alami jarang terjadi, ketemu sosok dedemit yang menunggu jalan raya.
Kesempatan hilang gara-gara di sapa cewek itu.
Dengan perasaan jengkel dan sedkit marah aku berjalan meninggalkan wanita itu.
Entah siapa wanita yang menyapaku, berjalan dengan tujuan menemukan sesuatu yang baru. Sampai di depan sebuah masjid yang lumayan besar, aku kembali beristirahat walau di depan masjid/ngga masuk. Suasana sepi hening dan sedikit gelap,aku duduk di atas sebuah batu sambil menyalakan sebuah rokok.
Baru beberapa kali hisapan..
Hemmm bau wangi yang menyengat…