-->

LUKISAN PAK BROTO (Kisah Nyata)

3 minute read

LUKISAN PAK BROTO (Kisah Nyata)

( Semua nama dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaan )

Pak Broto,

Jika mendengar nama tersebut, mungkin hampir semua warga kampungku mengenal dan mengetahui. Jika Pak Broto, adalah nama dari seorang pria tua yang setiap keluar dari rumahnya, beliau selalu memakai blankon yang terpasang rapi diatas dikepalanya.

Bahkan, bukan hanya terkenal sebagai seseorang yang suka memakai Blankon, pak Broto di kampungku juga dikenal sebagai orang yang sangat memegang teguh budaya dan adat istiadat setempat.

Dan tidak berhenti disitu saja, semua itu juga dikuatkan dengan bangunan rumah megahnya yang bercorak khas jawa yang didalamnya dipenuhi dengan ukiran ukiran kayu.

Dan tidak lupa, tepat disalah satu sudut halaman rumahnya, ada sebuah pendopo besar yang juga terletak indah yang seolah semakin mempercantik bangunan rumahnya.

Benar sekali. Waktu itu, pak Broto seolah menjadi ciri khas dari kampungku sendiri. Selain karena kekayaannya, beliau juga sering mengadakan pertunjukan pertunjukan tradisional ketika bulan suro atau dibulan bulan lainnya.

Hal itulah, yang akhirnya membuat nama pak Broto sangat tidak asing bagi warga kampungku dan warga kampung sekitarnya.

Lantas, apakah ada hubungan khusus antara pak Broto denganku ?.

Tentu saja ada, karena asal kalian tau, beliau tidak lain dan tidak bukan adalah orang tua kandungku.

Aku adalah anak terakhir dari 7 saudara yang dilahirkan oleh almarhum ibuku.

Semenjak aku berusia 26 tahun, kakak kakakku sudah tidak lagi hidup serumah denganku.

Oleh bapak, mereka sudah didirikan rumah sendiri sendiri yang terletak berpisah jauh dari rumahku.

Dan akhirnya, setelah bapak ( Pak Broto ) Meninggal, akulah yang akhirnya menempati rumah peninggalannya, dengan tidak lagi membangun rumah baru karena harta warisan yang sudah dibagi rata dan aku mendapatkan bagian terakhir yaitu rumah ini.

Dan singkat cerita, semua cerita ini berawal dari sini.

Sejak kematian bapak, rumahku yang sebelumnya selalu ramai dengan adanya rekan rekan bapak yang kerap berkunjung, Kini perlahan berubah menjadi sangat sepi.

Lukisan yang biasanya terpampang kokoh, malam itu tiba tiba miring kekanan dengan adanya bekas Cipratan cairan merah yang ketika kulihat dengan lebih teliti lagi, cipratan tersebut ternyata adalah cipratan Darah.

Mengetahui hal itu, akupun segera membersihkan lukisan tersebut dan kembali menata sebagai mana mestinya.

Tapi sayangnya, belum selesai aku menata lukisan tersebut kembali, aku tiba tiba mendengar suara lantunan senandung yang sepertinya aku tidak asing dengan suaranya.

" Tak lelo. .. lelo..lelo..lidung "

Mendengar hal itu, tentu saja pandangaku seketika kuarahkan kesana kemari sembari jantungku berdetak kencang karena kutau, suara tersebut adalah suara dari almarhum bapakku.

" Ya allah, suara apa itu,....pak bapakk..pak bapaakk " teriakku sambil memanggil manggil nama bapakku. Dan bukanya berhenti karena panggilanku, suara senandung tersebut semakin lama malah semakin terdengar tidak berhenti.

Karena fikiranku yang sudah kemana mana, akhirnya akupun mencoba mencari sumber suara tersebut sembari melangkahkan kakiku perlahan kearah belakang rumah yang ternyata, sumber suara tersebut berasal dari kamar yang dulu ditempati oleh almarhum bapakku ketika beliau masih hidup.

Mengetahui hal itu, tentu saja kakiku terasa bergetar, keringatku bercucuran dengan jantung yang sudah tidak lagi berhenti berdetak tidak karuan.

" Ya allah..ya allah..ya..allah " ucapku.

Dan dengan sisa sisa keberanianku, akhirnya akupun memberanikan diri untuk membuka perlahan pintu kamar tersebut dengan mengucap salam dan menyalakan lampu kamarnya.

" Assalamualaikum,. Pak " ucapku dengan membuka pintu kamar itu.

Setelah pintu kamar terbuka , malam itu dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat ada sesosok laki laki tua yang menghadap kearah almari dengan mengenakkan pakaian hitam kusam.

Sosok laki-laki tersebut tidak berhenti bersenandung dengan sesekali mengangguk anggukan kepalanya perlahan.

Dan anehnya, entah apa yang ada dikepalaku malam itu, aku benar benar tetap mendekatinya dengan terus memanggilnya dengan panggilan bapak.

" Pak..Bapak " ucapku pelan.

Setelah aku mendekati dan melihat kearah wajahnya yang sedikit menunduk, malam itu aku benar benar sangat terkejut tidak karuan.

Nafasku seolah berhenti karena masih tidak percaya dengan apa yang sedang aku lihat.

Benar,

Malam itu aku benar benar kembali melihat bapakku.

Beliau nampak kurus dengan seluruh kulit wajahnya yang mengelupas dan menghitam.

CERITA SIPULE

situs seputar cerita horor dan sejarah

Buka: Senin s/d Minggu 7:00 - 21:00

Tlp: 0857-4347-7278

Jl. Kejobong - Timbang, Kejobong, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah 53392 Purbalingga, Jawa Tengah 53392