Langsung ke konten utama

KOST BERHANTU BANDUNG - Kisah Nyata

KOST BERHANTU BANDUNG - Kisah Nyata

Kejadian ini merupakan sebuah pengadaptasian sosial akan seramnya sebuah tempat yang sudah terbengkalai lalu direnovasi lagi oleh pemiliknya.

Kisah ini terjadi kepada Candra saat dirinya ingin mencari sebuah kosan yang ada di daerah Bandung. 

Narasumber meminta untuk merahasiakan nama tempatnya. Jadi ini berdasarkan kisah nyata dari narasumbernya sendiri, ya. 

Cerita ini berasal dari Candra (nama samaran).

Karena candra ini bekerja di salah satu perusahaan di Bandung, otomatis, candra harus mencari penginapan yang nantinya akan dipergunakan untuk tempatnya beristirahat sehabis pulang dari kerja. 

Setelah dirinya mencari ke sana kemari, akhirnya Candra mendapatkan sebuah tempat kosan yang lokasinya agak jauh dari tempatnya bekerja.

Namun walaupun begitu, kosan itu terlihat sangat nyaman karena di apit oleh beberapa rumah warga. 

Selain itu juga, pepohonan di sekitaran kosan tersebut sangat rindang dan cukup membuat nyaman untuk menghasilkan hawa yang sejuk dan udara yang segar. 

Akhirnya, candra pun menemui pemilik dari kosan tersebut. Namanya adalah Pak Samuel. Lewat Pak Samuel inilah akhirnya Candra bisa menempati kosan tersebut. 

Akan tetapi, sebenarnya ada satu hal yang tidak diinginkan oleh Pak Samuel ketika Candra menempati tersebut.

Setidaknya, jika candra sudah benar-benar tidak betah menempati kosan tersebut, candra bisa langsung menghubungi Pak Samuel. 

Candra pun menyetujui hal itu. Lagi pula, dirinya tidak terlalu percaya terhadap hal-hal yang berbau mistis.

Bisa dibilang, candra merupakan tipikal orang yang sangat skeptis dan tidak terlalu percaya akan hal-hal yang sangat klenik dan lainnya. 

Karena itulah, candra selalu membawa santai segala urusannya dan tidak terlalu dijadikan sebagai beban untuk pikirannya. 

Setelah semuanya sudah sepakat, pak Samuel pun memberikan kunci rumah kepada Candra. Awalnya Pak Samuel ingin mengajak Candra untuk melihat-lihat kamar atau pun segala sesuatu yang ada di rumah tersebut, 

karena rumah tersebut terlihat masih bagus, candra pun menolak ajakan dari Pak Samuel. 

Dirinya sudah sangat percaya jika kosan tersebut memiliki tempat yang bagus dan nyaman untuk dirinya. 

Lewat penilaian Candra ini, pak Samuel hanya bisa terdiam. Baru kali ini dirinya mendapati orang yang menyewa kosannya namun sudah sangat cepat untuk menyimpulkan segala sesuatu yang belum sepenuhnya diketahui oleh orang tersebut. 

Pak Samuel pun tidak memaksakan pilihan yang dibuat oleh Candra. Namun, dia kembali mengingatkan bahwa untuk selalu berhati-hati ketika akan menempati kosan milknya tersebut. 

Candra mengangguk paham akan apa yang disampaikan Pak Samuel kepada dirinya tersebut. 

Singkat cerita, keesokan harinya candra mendatangi kosan tersebut sambil membawakan banyak barang-barang untuk diletakkan di kosan barunya. 

Saat dirinya hendak memasuki kosan tersebut, candra merasa kalau di dalam rumah tersebut terdapat seseorang yang berada di dalamnya 

Hal ini diketahui saat ada yang menengok dirinya dari balik jendela salah satu ruangan di kosan tersebut. Tentu saja hal ini membuat Candra menjadi penasaran. 

Karena penasaran, candra pun langsung memasuki kosan tersebut dan mengecek satu persatu ruangan yang ada di kosan tersebut. 

Ketika Candra mengecek satu persatu ruangan tersebut, ternyata di setiap ruangan itu tidak ada satu pun orang. Padahal, jelas-jelas candra mengetahui ada sesuatu yang menegok dari balik jendela rumah tersebut 

Candra pun mulai membuang pikiran-pikiran kotornya. Sekarang, ia lebih memiliih untuk fokus memasukkan barang-barang ke dalam kosan tersebut. 

Setelah semua barang dimasukkan ke dalam kosan tersebut, candra pun bersantai terlebih dahulu. Ia memperhatikan sekeliling banngunannya yang tampak sudah tua namun masihh terawat dengan baik. 

Dalam hatinya terdapat penyesalan terkait kemarin hari yang tidak memasuki kosan tersebut untuk mengecek secara langsung apa saja yang berada di dalam kosan tersebut. 

Hari itu, candra gunakan waktunya untuk beristirahat total di kosan. Dia juga tidak ingin memikirkan hal-hal yang berbau mistis yang ada di sekitiaran rumah tersebut. 

Selama berhari-hari Candra menempati kosan tersebut, dia tidak merasakan hal-hal aneh yang mengganggu ketenangannya. Hal ini berjalan hingga tiga bulan lamanya.

Setelah tiga bulan lamanya Candra menempati kosan tersebut, barulah ia mendapati kejadian yang aneh. 

Hal ini bermula saat temannya yang bernama Haikal menginap di kosan miliknya. Saat itu, haikal bersama dengan Candra sedang ada projek dari kerjaan. 

Mereka berdua harus menyelesaikannya dengan cepat. Karena itulah, agar pekerjaan menjadi cepat selesai, haikal pun menginap di tempat Candra karena memang Candra sendiri adalah partner kerjanya 

Tiba di sore hari, haikal meminta kepada Candra untuk mandi.

‘’Ndra, kamar mandi dimana?”

‘’Lurus aja ke belakang. Ada tiga kamar mandi di sana.’’

‘’Hah? Tiga kamar mandi? Emang yang nempatin rumah ini siapa aja?’’ 

‘’Gua doangan. Kenapa emangnya?’’

‘’Lah, kan lu sendiri, terus gunanya dua kamar mandi itu apa?’’

‘’Ya lu tanyalah sama pemilik rumah ini.’’ 

Haikal sebenarnya ingin mengajak kepada Candra agar memikirkan hal-hal yang bersifat mistis, namun karena Candra bisa membelokkan apa yang dimaksud oleh Haikal sendiri, sehingga pembahasan yang awalnya di arahkan kepada hal mistis pun berubah menjadi sebuah lawakan. 

Haikal pun langsung menuju ke kamar mandi sambil bernyanyi-nyanyi.

Dari kejauhan, candra langsung menyumpahi dengan suara lantang.

‘’AWAS LU! ADA YANG IKUTAN NYANYI!” Ucap Candra dengan lantang

‘’GUA KAGA TAKUTTTTT!’’ Teriak Haikal 

Ternyata, dari candaan keduanya membuat sosok-sosok yang menunggu di kosan tersebut menjadi marah dan tidak tenang. Pasalnya, candaan mereka seolah-olah meremehkan mereka yang telah lama menetap di kosan tersebut. 

Kebetulan, saat itu Haikal memasuki kamar mandi yang pertama. Karena kedua kamar mandi tersebut tidak digunakan, otomatis, kedua kamar mandi tersebut dibuka begitu saja. 

Haikal juga tidak merasa aneh jika kedua kamar mandi di sebelahnya dibuka saja. Dia tidak pernah memikirkan hal-hal aneh yang berkaitan dengan kosan tersebut.

Hanya saja, ketika haikal mulai mandi, ia mendengar suara orang masuk sambil menutup pintu kamar mandi tersebut. 

Haikal yang penasaran, dia hanya berpikiran bahwa itu adalah Candra.

Haikal pun kembali melanjutkan mandinya. Namun, saat yang bersamaan, terdengar suara air yang ditumpahkan ke lantai secara berkali-kali. 

Haikal pun mulai penasaran, karena yang ia tahu, candra tidak mungkin melakukan hal itu. Jikalau Candra bercanda, mungkin dia akan tertawa-tawa sambil menakut-nakuti Haikal. Akan tetapi, sedari tadi, haikal tidak mendengar suara tawa yang dihasilkan oleh Candra. 

Haikal pun memberanikan diri untuk bertanya,

‘’Ndra, itu lu, kan?’’

Namun, pertanyaan Haikal tidak digubris sama sekali. Bahkan, suara tumpahan air itu semakin kencang seolah-olah hendak menguras satu bak mandi. 

‘’Lu lagi ngapain si?’’

Haikal pun sedikit kesal dengan kelakuan Candra yang seperti anak kecil.

Tidak lama kemudian, terdengarlah suara Candra dari kejauhan.

‘’Kal, lu lama banget mandinya. Buruan, gua mau mandi nih!’’ 

Deg! Bulu kuduk Haikal langsung merinding seketika. Dia baru menyadari bahwa seseorang yang berada di sampungnya bukanlah si Candra, melainkan ….. sosok penunggu rumah ini! 

Haikal pun langsung buru-buru untuk menggunakan pakaiannya dan beranjak keluar dari kamar mandi.

Setelah Haikal keluar dari kamar mandi, ia menemui Candra yang sedang terduduk sambil mengisap rokok di ruangan tengah. Haikal pun terhenti sejenak sambil menampakkan wajah pucatnya. 

‘’Lu napa, kal? Muka lu pucet amat.’’

‘’Gua gajadi nginep, ndra.’’

‘’Kenapa emang?’’

‘’Gua ga betah.’’

‘’Loh, lu aja belum nginep. Bisanya ga betah kenapa?’’ 

Haikal menatap arah jendela depan rumah. ia melihat siluet bayangan hitam sedang berdiri sambil melambai-lambaikan tangan ke arahnya.

‘’Pokoknya gua gam au nginep!”

‘’Yaudah bentar. Gua mandi dulu. Terus anterin lu balik ke kosan lu.’’ 

Haikal pun langsung menuju ke kamar untuk mengganti pakaian. Sebenarnya ada perasaan takut dalam diri Haikal ketika dirinya hendak memasuki kamar, namun haikal tetap memaksa untuk masuk ke dalam kamar dan melalwan rasa takutnya itu. 

Berbeda dengan Candra, dirinya justru merasa aneh dengan Haikal. Pasalnya, selama beberapa bulan Candra menempati rumah ini, dia tidak pernah diganggu oleh satu sosok pun. Bahkan dirinya merasa aman dan tenang. 

Walaupun ada gangguan, tapi Candra tidak pernah menggubrisnya sedalam itu. Ia hanya berpikiran bahwa, selama dirinya tidak mengganggu, maka sosok-sosok yang berada di sekitarannya tidak akan pernah mengganggu. 

Singkat cerita, ketika Candra telah usai mandi. Ia langsung menuju ke kamar. Di dalam kamar, haikal telah mempersiapkan semua barang-barangnya. Wajahnya masih menampakkan rasa throma yang mendalam terkait penampakan yang ada di rumah kosan Candra. 

‘’Kal, lu baik-baik aja, kan?’’

‘’Baik, kok. Kenapa emang?”

‘’Muka lu keliatan tegang banget. Lu masih throma, ya?’’ 

‘’Gimana gak throma, gua digangguin pas banget di sebelah gua.’’

‘’Iya juga, sih. Emang bentukannya apaan sosok-sosoknya?’’ Tanya Candra

‘’Lah, emangnya selama lu di sini gak pernah diganggu?’’

‘’Alhamdulillah kaga. Apaan bentukannya?” 

Haikal melihat kanan-kiri di sekitarannya. Dia juga menatap jendela kamar. Takutnya, ketika haikal mengucapkan ciri-ciri sosok yang dimaksud, sosok itu tiba-tiba muncul.

‘’Kenapa, kal?’’

‘’Keknya gausah disebutin, deh. Nanti lu tahu sendiri.’’ 

‘’Oh yaudah. Bentar, gua sholat dulu terus lanjut anterin lu.’’

Haikal masih membayangkan apa yang dilihatnya selama di kamar mandi. Meski begitu, ia tak percaya jika Candra yang telah berbulan-bulan menempati kosan tetapi tidak pernah merasakan gangguan. 

Singkat cerita, ketika candra usai melaksanakan sholat, ia pun langsung mengganti pakaiannya dan bersiap-siap untuk mengantarkan Haikal menuju kosan. 

Hari itu mungkin akan menjadi hari pertama dan terakhir bagi Haikal sendiri ketika hendak menginap di sebuah kosan yang ternyata di dalam kosan tersebut menyimpan banyak misteri yang bahkan belum diketahui oleh banyak orang. 

Setelah mengantarkan Haikal, candra kembali lagi ke kosannya.

Kali ini suasana agak beda. Kota Bandung terasa dingin. Yang membedakan adalah hawa dinginnya seperti bukan hawa dingin pada umumnya. Sampai-sampai, dalam perjalanan menuju ke kosan, candra sempat menggigil kedinginan. 

Rasa dingin itu benar-benar tidak seperti rasa dingin pada umumnya.

Dan ketika sudah sampai di kosan, candra langsung buru-buru menggunakan jaket untuk mengurangi rasa dingin yang telah melekat lama di dalam tubuhnya. 

Candra yang merasa kedinginan pun berencana untuk membuat kopi untuk menghangatkan tubuhnya. Ia pun segera menuju ke dapur untuk membuat kopi. Akan tetapi, ketika dirinya baru tiba di ruangan tengah, 

candra mendengar suara seperti tikus yang terjepit pintu. Suaranya sangat nyaring dan kemungkinan berasal dari kamar mandi. 

Candra mencoba mendekat untuk menuju ke kamar mandi.

Akan tetapi, belum saja dirinya tiba di kamar mandi, candra melihat sosok dengan sekujur kain yang kotor dan lusuh lengkap dengan tudung yang menutupi kepalanya. 

Sosok itu sedang berdiri tegap tepat di bagian dapur dekat dengan kamar mandi. 

Tiba-tiba, tubuh Candra tidak bisa bergerak sama sekali. Bersamaan dengan itu, sosok itu langsung membalikkan badannya ke arah Candra. 

Raut wajahnya yang hancur membuat Candra mencoba untuk pergi dari tempat tersebut. Ia juga baru pertama kalinya mendapati sosok pocong yang berada di sekitaran kosannya tersebut. 

Dalam hati, candra mencoba untuk membaca-bacaan yang ia ketahui. Beruntungnya, setelah candra membaca bacaan tersebut, tubuhnya langsung digerakkan. Candra pun langsung berlari menuju kamar dan menutupi diriinya dengan menggunakan selimut. 

Dari kejuahan, ia mendengar suara langkah kaki yang diseret-seret. Langkah kaki itu menuju ke kamarnya dan seakan-akan ingin memasuki kamar tersebut. 

Tiba saat dimana suara itu terhenti di depan kamar. Tiba-tiba, pintu kamar Candra diketuk sebanyak tiga kali. Ketukan itu berrbunyi,

‘’Tok! Tok! Tok!’’ 

Candra membuka selimutnya secara perlahan. Ia langsung menuju ke pojokan kamarnya sembari membaca bacaan yang ia baca sebelumnya. Secara perlahan, suara ketukan pintu itu menghilang. 

Akan tetapi, teror belum usai hanya sampai itu. Sekarang, jendela kamar Candra pun digebrak-gebrak oleh sosok yang berada di rumah tersebut. Candra pun mencoba untuk menghubungi temannya yaitu Haikal untuk menjemputnya. 

Candra berencana untuk menginap di kosan Haikal karena memang kosannya sudah tidak kondusif lagi. Hal ini lah yang membuat Candra ingin kabur dari kosannya.

Untungnya, hp haikal masih aktif. Haikal pun segera menjemput Candra yang masih ada di kosan. 

10 menit kemudian, candra mendengar suara motor dari arah depan rumahnya. Ia kemudian langsung bergegas keluar dari kamar untuk menuju ke depan rumah.

Dan benar saja, haikal sudah berada di depan rumah. 

‘’Kal, itu lu, kan?’’

‘’Iyalah! Ini gua! Ayo cepet cabut!” 

Candra pun langsung menutup pintu rumah, namun ketika dirinya hendak menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut sehingga tidak bisa tertutup dengan sempurna. 

Candra langsung melepaskan pintu tersebut sehingga tangan yang menahan pintu itu ikut terlepas. Secara bersamaan, candra langsung menutup pintu dan segera menguncinya.

Haikal yang sudah tidak tenang segera berteriak kepada Candra, 

‘’Aman gak?’’

‘’Aman, kal!’’

Candra pun langsung menuju ke arah Haikal dan segera menaiki motornya. Mereka berdua pun segera meninggalkan kosan tersebut. 

Sesampainya di kosan milik Haikal, candra pun langsung menceritakan terkait teror-teror yang baru saja terjadi sehabis dirinya mengantarkan Haikal ke kosan. 

Dimulai dari teror pocong, llalu suara seretan kaki, ketukan pintu dan masih banyak lagi. Anehnya, kejadian ini baru dirasakan oleh Candra. Di hari-hari sebelumnya, candra tidak pernah merasakan teror semengerikan itu. 

Setelah bercerita-cerita banyak terkait teror tersebut, akhirnya Haikal menyarankan kepada Candra untuk segera meninggalkan kosan tersebut. Alasannya adalah karena kosan tersebut menyimpan misteri yang belum terpecahkan. 

Atas usulan Haikal, candra pun menyetujui hal tersebut. Ia pun segera menghubungi nomor Pak Samuel dan menelponnya malam itu juga. 

Dalam percakapan antara Candra dan Pak Samuel, haikal mendengar beberapa ucapan yang membuat Candra sendiri terkejut. 

Usut punya usut, ternyata, rumah itu dulunya tempat pembantaian orang-orang terdahulu di zaman belanda. Sehingga, mereka yang berada di sana masih menghuni rumah yang dijadikan kosan oleh Pak Samuel. 

Dan salahnya lagi, candra saat itu ingin diberitahu oleh Pak Samuel terkait latar belakang rumah itu namun Candra tidak terlalu meladeninya. Akibatnya, candra sendirilah yang terkena teror mengerikan itu. 

Akhirnya, pak samuel pun mempersilahkan kepada Candra untuk meninggalkan rumah itu di keesokan harinya.

Singkat cerita, di keesokan harinya, haikal dan candra kembali ke rumah itu. 

Pak Samuel bersama dengan beberapa warga membantu untuk mengeluarkan seluruh barang-barang milik Candra. 

Dan tepat di hari itu juga, candra mengucapkan permintaan maaf sekaligus ucapan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk menempati kosan tersebut walau pun tidak lama waktunya. 

Pak Samuel juga mengucapkan rasa terima kasih dan pemintaan maafnya kepada Candra karena selama Candra berada dii rumah tersebut mendapatkan teror yang begitu mengerikan. 

Akhirnya, candra pun ngekos di dekat kosan milik Haikal. Dan semenjak saat itulah rumah tersebut tidak digunakan lagi karena Pak Samuel tidak mau ada kejadian yang serupa yang menyerang penghuni yang menempati kosan tersebut.


TAMAATT!