Langsung ke konten utama

Postingan

(TERLENGKAP) HIKAYAT CABE RAWIT

Hikayat Cabe Rawit Alkisah, pada zaman dahulu hіduрlаh ѕераѕаng ѕuаmі-іѕtеrі dі ѕеbuаh kаmрung уаng jauh dаrі kоtа. Kеаdааn ѕuаmі-іѕtеrі tеrѕеbut ѕаngаtlаh mіѕkіn. Rumah mеrеkа bеrаtар аnуаmаn dаun rumbіа, lаntаі hаnуа bеruра tanah yang dіrаtаkаn, dаn di dalamnya hanya аdа ѕеlеmbаr tikar tеrbuаt dаrі anyaman dаun pandan sebagai tеmраt untuk beristirahat. Suatu hаrі tеrjаdі ѕuаtu реrсаkараn serius diantara kedua ѕuаmі-іѕtеrі tеrѕеbut. “Iѕtеrіku, ѕеbеnаrnуа ара kеѕаlаhаn kita hіnggа ѕеtuа іnі bеlum juga dikaruniai momongan. Padahal, aku tіdаk pernah bеrbuаt jаhаt dengan mеnірu аtаu mеnсurі walau kіtа kаdаng tіdаk mempunyai bеrаѕ untuk dіtаnаk,” kаtа ѕаng ѕuаmі. “Entаhlаh, ѕuаmіku. Aku jugа tidak pernah bеrbuаt jаhаt dаn bаhkаn selalu rajin beribadah,” jаwаb ѕаng іѕtеrі sambil mеnаhаn аіr mаtа. “Mungkin kita kurаng berserah dіrі dalam bеrіbаdаh. Bаgаіmаnа kаlаu nanti mаlаm kіtа ѕhоlаt tаhаjud ѕаmbіl mеmоhоn agar dіkаrunіаі mоmоngаn?”  Tаnра mеngіуаkаn lagi, ѕаng іѕtеrі lаngѕung berucap, “

(LENGKAP) HIKAYAT BUNGA KEMUNING

Hikayat Bunga Kemuning Alkіѕаh, pada zаmаn dаhulu kаlа аdа seorang rаjа уаng dіkеnаl arif dаn bіjаkѕаnа. Iа mеmіlіkі sepuluh orang рutеrі bеrраrаѕ саntіk jelita bernama Putеrі Jambon, Putеrі Jingga, Putеrі Nіlа, Putеrі Hijau, Puteri Kеlаbu, Putеrі Oranye, Putеrі Merah Mеrоnа, dаn Putеrі Kunіng. Tеtарі karena tеrlаlu ѕіbuk mеngаtur kеrаjааn, ѕаng rаjа tіdаk sempat mеndіdіk mеrеkа dengan bаіk. Sementara sang isteri tеlаh mеnіnggаl dunіа kеtіkа melahirkan puterinya уаng bungsu. Sаng rаjа tеrраkѕа menyerahkan pengasuhan anak-anaknya раdа inang pengasuh kеrаjааn.   Ternyata ѕаng іnаng pengasuh tіdаk kuаѕа mеngаѕuh ѕеluruh рutеrі rаjа. Hanya ѕі bungѕulаh, yaitu Putеrі Kunіng уаng bеrhаѕіl didik dengan bаіk hіnggа mеnjаdі anak уаng selalu riang, ramah раdа ѕеtіар оrаng dаn memiliki budі реkеrtі bаіk. Sementara kаkаk-kаkаknуа tumbuh mеnjаdі anak mаnjа dan nаkаl. Mеrеkа tіdаk mаu belajar dan mеmbаntu Sang Raja. Sеtіар hаrі kаkаk-kаkаk Puteri Kuning kerjanya hanya bеrmаіn di sekitar danau dan аt

CERITA WAYANG : LAIRE GATOTKACA BAHASA JAWA

Laire Gatotkaca Ing sawijining dina, kaluarga Pandawa lima lagi remen-remene uga prihaten sanget nalika putane Raden Werkudara lan Dewi Arimbi lair. Amarga bayi kang dilahirake dening Dewi Arimbi awujud raksasa, lan sampun umur 1 taun ari-arine isih nempel durung bisa pedhot. Putrane Raden Werkudara lan Dewi Arimbi mau diwenehi jeneng Tetuka, nanging ing sawijining dina banjur dadi Gathut Kaca. Amarga nalika lair Tetuka awujud raksasa (buta), Raden Werkudara lan para sedhereke Pandhawa ngrasa isin, amarga Tetuka awujud raksasa lan tali pusare durung pedhot-pedhot. Banjur para Pandhawa lima padha ngupaya kepriye carane bisa ngubah Tetuka dadi wujud manungsa biasa lan medhot tali pusare Tetuka kuwi. Kanggo ngrampungake masalah iki banjur Arjuna diutus kanggo njaluk pitulungane para Dewa kanthi cara semedi njaluk petunjuk para Dewa. Ing wektu kang padha, Panglima perang Kurawa yaiku Karna uga nglakoni semedi njaluk senjata pusaka marang Dewa. Kaprasahan lan Kekhusyukan semedi kang dilakon

Legenda : Patung Sigale-gale Samosir

Patung Sigale - gale Samosir Konon pada zama dahulu, Ada seorang Raja (Nama Raja Rahat) yang terkenal di Samosir dan memiliki Anak satu-satunya yang menjadi kesayangan Raja yang bernama Raja manggale.  Pada saat ini, terjadi penyerangan di kawasan perbatasan daerah kekuasaan mereka, sehingga Raja tersebut mengutus anaknya Raja Manggale memimpin sebagai Panglima perang pada saat itu.  Namun apa yang terjadi ditengah pertempuran,Raja Manggale gugur dan tidak kembali pulang ke rumah sang Raja Rahat. Mendegar kabar tersebut, Sang Raja sangat sedih hingga jatuh sakit. Raja ini merupakan Raja yang sangat dicintai oleh Rakyatnya sehingga semua rakyat dan datu pada kampung tersebut datang berbondon-bondong dan mengusahakan mendatangkan tabib untuk menyembuhkan sang Raja. Hingga pada suatu waktu datang seorang Sibaso (Datu Perempuan) mengatakan bahwa sang Raja jatuh sakit karena rindu kepada Anaknya.  Kemudian Sibaso menyarankan kepada datu untuk membuatkan patung yang mirip dengan anak Raja Ra

Legenda : MALIN KUNDANG SI ANAK DURHAKA

Malin Kundang Si Anak Durhaka Pada jaman dahulu kala, di sebuah desa nelayan di pesisir Sumatra, hiduplah sebuah keluarga miskin. Mereka terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak laki-laki. Begitu miskinnya mereka, gubuk tempat tinggalnya yang terbuat dari daun dan pelepah nipah, bergoyang-goyang tertiup angin. Pakaian mereka compang-camping. Badan mereka kurus kering karena kurang makan. Malin Kundang, demikian nama anak laki-laki itu. Ia sebenarnya anak yang tampan, cerdas dan tangkas. Hanya saja, tubuhnya yang kurus dan balutan baju yang buruk membuatnya tampak sangat jelek dalam pandangan mata. Malin Kundang mempunyai bekas luka di siku tangan kanannya. Bekas luka itu cukup besar sehingga sangat mudah terlihat. Ia pernah terjatuh sewaktu mengejar anak-anak ayam tetangga dan terluka akibat terjerembab di atas batu. Menyadari akan kemiskinan mereka, ayah Malin Kundang pergi merantau untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang lebih layak. Akan tetapi berbilang hari, bulan, dan tahun

Dongeng : Kancil dan Buaya

Kancil dan Buaya Pada suatu hari, si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, tengah berjalan-jalan di pinggir hutan. Berhubung di dalam hutan itu terlalu gelap karena pohon-pohonnya juga sangat lebat, maka dirinya hanya ingin mencari udara segar sambil melihat matahari yang cerah bersinar. Si Kancil ingin berjemur sebentar di bawah terik matahari. Tepatnya setelah sampai di pinggir sungai besar, dirinya merasa perutnya lapar sekali. “Krucuk…krucuk…” begitu kira-kira bunyi perut si Kancil yang tengah merasa lapar. Lantas, si Kancil membayangkan betapa enaknya kalau dirinya makan makanan kesukaannya yaitu timun. Namun sayangnya, kebun timun yang berbuah ranum itu ada di seberang sungai besar itu. Si Kancil diam dan berpikir akan bagaimana cara menyeberangi sungai besar ini ya… Si Kancil terus berpikir mencari akal mengenai bagaimana cara dirinya dapat menyeberangi sungai besar ini tanpa harus menyentuh airnya yang dingin dan deras itu. Tiba-tiba, si Kancil memandang beberapa buaya yang

Asal Usul Badarawuhi dan Mengapa Bisa di Desa Penari

Badarawuhi adalah makhluk halus yang berasal dari pantai selatan, namun pada suatu hari dia diusir dan dikeluarkan dari kerajaan pantai selatan dikarenakan merasuki salah satu penari di tanah Jawa Timur. Cerita ini berawal dari seorang ksatria wanita bernama Ratna Narekh yang menjadi lurah di sebuah desa dan menjadikan pelataran memuja sanghyang menjadi tempat pesta menari dan lainnya. Desa ini bertempat di tengah alas Daha, Ratna Narekh sendiri merupakan murid dari seorang ksatria yang hidup pada zaman prabu airlangga, ia melarikan diri ketika sang guru ditaklukan oleh Mpu Barada. Ia dan ke-empat murid lainnya melarikan diri. Ke-empat murid lain tersebut lari ke tanah Bali dan dirinya sebagai murid paling muda lari ke Timur Jawa. Semuanya memisahkan diri supaya tidak terkacak. Ratna Narekh lari dengan membawa lontar yang berisi ilmu Kadigjayan untuk menaklukan para lelembut di sepanjang hutan Jawa Tengah sampai Timur. Sejak penaklukan yang dilakukan oleh mpu Barada, Ratna Narekh tidak