Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

POCONG Trembesi (Kisah Nyata)

Pada suatu malam di Jawa Tengah 1991,  Bagio terpaksa terbangun dari tidurnya, karena suara batuk kering yang memekak telinganya. "Uhuk..uhukk..uhukkk!!". Seraya mengusap wajahnya, mata Bagio mengrenyit, mengamati sekitar kamarnya, mencari-cari dari mana suara batuk  itu berasal. (Jam menunjukan pukul 1 dini hari). "Wah Mati wae Lik Mukri ki!! Loro kok nyusahi tanggane!!". (Wah!! Mati saja, Pak Mukri itu, sakit kok nyusahin tetangganya aja!!). Gerutu Bagio menuduh suara batuk itu adalah suara batuk dari Lik Mukri tetangga sampingnya.  Bagio pun mencoba kembali untuk tidur, dengan menutupi kepalanya menggunakan bantal karena suara Batuk itu masih saja mengganggu. "Uhuk..uhuk..uhukk!!!". Suara itu terdengar semakin menjadi-jadi. Dan membuat Bagio menjadi agak kesal. Ia pun bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah jendela, arah yang ia yakini sebagai sumber terdekat dari suara batuk itu. Dengan perlahan ia menyingkap tirai jendela kamarnya, memasang

JALAN PULANG MOJOKERTO (Kisah Nyata)

Sebelumnya aku sampaikan terima kasih kepada warga sekitar yang telah berkenan membaca ceritaku, sebut saja namaku Wildan. Malam menyelimuti puncak Malang. Tapi jalanan puncak Malang tak kunjung sepi. Masih ada saja pedagang yang menjajakan barang dagangannya di pinggir jalan. Beberapa warung makan juga masih terlihat melayani pelanggan.  Pukul 10 malam. Mobil yang Aku naiki masih melaju menelusuri jalan puncak, menuju arah Batu. Gerimis mengerami dinginnya puncak, membuat udara sepertinya bertambah dingin—sepertinya begitu. Entahlah, toh Aku berada di dalam mobil, sehingga tidak merasakan dinginnya udara luar  Wiper sesekali terlihat mondar mandir di kaca depan, mencoba membersihkan kaca dari air gerimis yang membasahi kaca. Di mobil ini hanya ada Aku, kakak perempuanku, Emes dan juga Ebes. Di kursi depan Ebes menyetir mobil sambil asik mengobrol dengan Emes.  Aku nggak tahu mereka berbicara tentang apa, sedari tadi earphone terpasang di kedua kupingku. Aku asik mendengarkan lagu-lagu

TRAGEDI BERDARAH DITAMBANG EMAS (Kisah Nyata)

Seorang laki2 muda nampak tengah berdiri menatap kerumunan orang2 yang berada di salah satu lapak di pasar tersebut , beberapa di antara nya keluar dari kerumunan dengan wajah cerah, dan yang lain berwajah kecewa.  Plaakk, bahu si laki2 muda itu di tepuk oleh seseorang. "Gak ikut kau? " "Ah, malas. Ngabisin duit. " "Oh. Jadi ceritanya sekarang kau sudah perhitungan? " "Pemasukan gak ada, masa iya gurak terus. "  Laki2 muda itu namanya Rindi, sementara teman nya yang baru datang itu bernama Santos. Keduanya memang sangat akrab, bisa di bilang seperti isi dan kuku. Di mana pun Rindi berada pasti di situ ada Santos, begitu pula sebaliknya.  Meski akrab, tapi tak jarang mereka terlibat perkelahian yang di picu oleh kesalahpahaman atau perbedaan pendapat. Perkelahian mereka bukan hanya sekedar adu mulut, tapi juga sampai adu fisik.  Dan biasanya di antara keduanya tak akan ada yang tumbang dalam perkelahian fisik tersebut, karena kekuatan tenaga, kepi