Langsung ke konten utama

Postingan

Penjelasan Tapak Tilas, Seperti Yang diceritakan KKN Desa Penari

Tapak tilas sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang memiliki beberapa arti. Secara harfiah, tapak berarti kaki, dan tilas berarti bekas atau jejak. Maka jika digabungkan, artinya adalah bekas jejak. Arti lain yang bisa digunakan sebagai acuan adalah bekas jalan yang pernah dilalui Adapun jejak yang dimaksud dalam istilah tapak tilas ini dapat berupa nama, tempat, benda, atau segala sesuatu yang dibendakan. Artinya tapak tilas dalam dunia sejarah ini berkaitan dengan kejadian atau peninggalan masa lalu, khususnya terkait tokoh besar atau tokoh yang sangat berpengaruh dalam suatu daerah tertentu. Tapak Tilas Menjadi Simbol yang Dihormati Sebagai jejak sejarah, tapak tilas menjadi sesuatu yang sangat dihormati karena memiliki nilai historis tersendiri. Bahkan, banyak tapak tilas di tempat-tempat tertentu yang begitu dikeramatkan sehingga oleh warga sekitar percaya ada nilai-nilai, pantangan, serta syarat yang harus dijaga dan dipenuhi. Seperti halnya tapak tilas dalam cerita Film KKN di De

Mengenal CALON ARANG Ratu Teluh Peneror Tanah Jawa

Diceritakan bahwa Calon Arang adalah seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit. Ia mempunyai seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang meskipun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesulitan yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia bawa ke sebuah kuil untuk dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari berikutnya, banjir besar melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Penyakit pun muncul. Raja Erlangga yang mengetahui hal tersebut kemudian meminta bantuan penasehatnya, Empu Baradah untuk mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula untuk dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan keadaan pun kembali normal. Calon Arang mempunyai sebuah buku yang berisi i

Mengenal Mpu Gandring dan Kutukannya

Mpu Gandring adalah tokoh dalam Pararaton yang dikisahkan sebagai seorang pembuat senjata ampuh. Keris buatannya konon telah menewaskan Ken Arok pendiri Kerajaan Singosari. Asal-Usul Mpu Gandring berasal dari desa Lulumbang atau Palumbangan atau Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, dekat Wlingi-Blitar. Ia merupakan sahabat dari Bango Samparan,ayah angkat Ken Arok. Dikisahkan dalam Pararaton bahwa Ken Arok berniat mencari senjata ampuh untuk membunuh majikannya, yaitu Tunggul Ametung akuwu Tumapel. Ia ingin memiliki sebilah keris yang dapat membunuh hanya sekali tusuk. Bango Samparan dari Karuman (Garum-Blitar) pun memperkenalkan Ken Arok pada Mpu Gandring. Untuk mewujudkan pesanan Ken Arok, Mpu Gandring meminta waktu setahun. Ken Arok tidak sabar. Ia berjanji akan datang lagi setelah lima bulan. Desa Lulumbang tempat tinggal Mpu Gandring diperkirakan saat ini berada di daerah Plumbangan-Doko, dekat Wlingi Blitar. Tempat pembuatan keris tersebut sampai sekarang masih bisa ditemukan di dukuh

[LENGKAP] Pararaton atau Kitab Legenda Kerajaan Singasari

Pararaton (ꦥꦫꦫꦠꦺꦴꦤ꧀), (dari bahasa Jawa: "Para Ratu", yang berarti "Para Penguasa") adalah sebuah kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi. Naskah ini cukup singkat, berupa 32 halaman seukuran folio yang terdiri dari 1126 baris. Isinya adalah sejarah raja-raja Singhasari dan Majapahit di Jawa Timur. Kitab ini juga dikenal dengan nama "Pustaka Raja", yang dalam bahasa Sanskerta juga berarti "kitab raja-raja". Tidak terdapat catatan yang menunjukkan siapa penulis Pararaton. Pararaton diawali dengan cerita mengenai inkarnasi Ken Arok, yaitu tokoh pendiri kerajaan Singhasari (1222–1292). Selanjutnya hampir setengah kitab membahas bagaimana Ken Arok meniti perjalanan hidupnya, sampai ia menjadi raja pada tahun 1222. Penggambaran pada naskah bagian ini cenderung bersifat mitologis. Cerita kemudian dilanjutkan dengan bagian-bagian naratif pendek, yang diatur dalam urutan kronologis. Banyak kejadian yang tercatat di sini d

Keris Mpu Gandring, Pusaka Pencabut Nyawa 7 Keturunan Ken Arok

Keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok. Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para "mpu" (gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi "ditransfer" kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut. Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan su

Tragedi Rojopati - SANTET BRAJA - (Kisah Nyata)

Rojopati / Raja Pati dalam istilah jawa berarti 'pembunuhan' sedangkan teluh atau Santet 'Braja / Brojo' dalam bahasa sansekerta adalah 'petir'/ halilintar, Santet braja biasanya berwujud gumpalan bola api yang akan meledak di atas rumah orang yang dituju. Yang konon akan berubah menjadi sosok seperti manusia, namun berkepala api yang berjalan didalam rumah tersebut untuk memilih salah satu penghuninya sebagai korban Disclaimer : Semua Nama tokoh dan tempat sengaja disamarkan untuk menjaga identitas dan privasi pihak yang terlibat didalamnya. Kisah kali ini diangkat dari kejadian nyata yang terjadi di Temanggung tahun 1980an, sang narasumber sebut saja Pak Guntur, beliau bercerita tentang kejadian yang ia alami dan saksikan puluhan tahun silam ketika beliau masih umur belasan. Bagaimana kisahnya? Suatu malam di Temanggung tahun 1984. Guntur remaja 17 tahun itu tengah berjalan sendiri dengan lentera kecil di genggaman tangannya, ia menyusuri jalan pulang sehabis

TAPAK TILAS "Bank BHS Jogja" (Kisah Nyata)

BHS berdiri pada tahun 1969 dengan nama PT Bank Dagang Surabaya. Kemudian tahun 1981 berubah nama menjadi BHS.  Setahun kemudian BHS bergabung dengan PT Bank Perdagangan Nasional Medan. Setelah itu, BHS merger kembali dengan PT Bank Tonsea yang berdiri tahun 1914, sebuah bank swasta tertua di Indonesia. Sejak merger dengan Bank Tonsea, BHS mengalami pertumbuhan pesat. Jaringan cabang BHS terus melebar, hingga akhir tahun 1996 bank ini mempunyai kantor cabang/cabang pembantu sebanyak 200 kantor yang tersebar di seluruh pelosok negeri.  Pemilik bank berambisi mengefektifkan mobilisasi dana masyarakat, sehingga terus melakukan ekspansi ke berbagai daerah. Namun justru berdampak pada macetnya kredit di kelompok sendiri. Akhirnya dana nasabah tenggelam di 198 cabang dan 200 cabang pembantu yang dibangunnya.  Ambisi yang besar untuk memobilisasi dana nasabah tidak dilakukan secara baik. Karena hanya dimanfaatkan untuk kelompok sendiri, disinilah Bank BHS jatuh ke dalam kubangan kredit bermas